Tanaman Hias: Solusi Alami dalam Menangkal Nyamuk Anopheles Penyebab Malaria

Tanaman Hias: Solusi Alami dalam Menangkal Nyamuk Anopheles Penyebab Malaria
24
Selasa, 24 September 2024

Nyamuk Anopheles merupakan vektor yang menularkan penyakit malaria, yang menyebabkan banyak orang sakit dan meninggal. Meskipun upaya pengendalian malaria telah dilakukan selama beberapa dekade, malaria tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di seluruh dunia, dengan 3,3 miliar orang berisiko di 106 negara dan wilayah di kawasan tropis dan subtropis.

Malaria merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada ibu dan anak, termasuk berat badan lahir rendah, kelahiran mati, serta kematian bayi dini di Afrika sub-Sahara. Dari sekitar 500 spesies nyamuk Anopheles yang dikenal di seluruh dunia, lebih dari 50 spesies mampu menularkan malaria melalui gigitan nyamuk betina yang terinfeksi.

Saat ini, belum ada vaksin yang efektif untuk malaria, dan satu-satunya pencegahan yang layak dilakukan adalah pengendalian vektor. Oleh karena itu, melindungi diri dari gigitan nyamuk adalah salah satu cara terbaik untuk menekan angka kejadian penyakit.

Artikel ini akan membahas mengenai potensi beberapa tanaman hias yang dapat melindungi diri dari gigitan nyamuk Anopheles sp. penyebab penyakit malaria. Yuk simak uraian di bawah ini.

Penolak Nyamuk dari Tanaman Hias

Penggunaan penolak nyamuk untuk melindungi masyarakat dari gigitan nyamuk telah diakui sebagai bagian dari program pengendalian penyakit yang dibawa oleh serangga secara terpadu.

Sebagian besar penolak nyamuk komersial diproduksi dengan menggunakan komponen kimia seperti N, N-diethyl-metatoluamide (DEET), Allethrin, N, N-diethyl mendelic acid amide, dan Dimethyl phthalate.

Telah diketahui bahwa penolak nyamuk berbahan kimia tidak aman bagi kesehatan masyarakat dan harus digunakan dengan hati-hati karena dampak buruknya pada kain sintetis dan plastik, serta reaksi toksik seperti alergi, dermatitis, serta efek samping kardiovaskular dan neurologis, yang umumnya dilaporkan setelah penggunaan yang tidak tepat.

Penggunaan penolak nyamuk kimia secara terus-menerus telah mengganggu ekosistem alami, memicu resistensi insektisida, peningkatan populasi nyamuk, dan berdampak negatif pada organisme non-target. Oleh karena itu, penolak nyamuk alami berbahan tanaman dianggap sebagai alternatif ramah lingkungan yang dapat mengurangi dampak buruk pada lingkungan dan kesehatan manusia.

Dalam beberapa tahun terakhir, minat pada penolak nyamuk berbahan tanaman meningkat karena fitokimia bioaktifnya yang aman, mudah terurai, dan berpotensi sebagai insektisida serta penolak nyamuk. Banyak penelitian menunjukkan bukti efektivitas ekstrak tanaman dalam menolak vektor malaria di seluruh dunia. Beberapa tanaman yang dimaksud adalah sebagai berikut.

Myrtle (Myrtus communis)

Myrtle dari keluarga Myrtaceae terbukti efektif dalam mencegah nyamuk. Daun myrtle digunakan dalam aromaterapi dan sebagai bahan baku minyak esensial yang memiliki sifat antiseptik dan anti-inflamasi. Larutan minyak myrtle 20% mampu menolak nyamuk An. stephensi selama 6,5 jam dengan daya tolak sekitar 42,8%. Konsentrasi 50% juga efektif selama 4,36 jam.

Marigold (Tagetes minuta)

Marigold adalah tanaman yang termasuk ke dalam anggota keluarga Asteraceae. Digunakan sebagai tanaman hias dan pengusir hama di kebun, juga memiliki sifat anti-inflamasi dan antioksidan dalam pengobatan tradisional. Minyak T. minuta 20% memberikan perlindungan terhadap An. stephensi selama 8 jam. Namun, ekstraknya tidak efektif terhadap An. gambiae.

Kemangi

Kemangi dari keluarga Lamiaceae terbukti efektif melawan berbagai spesies Anopheles. Kemangi digunakan sebagai bumbu dapur dan dalam masakan Asia Tenggara. Kemangi sering ditanam di pot sebagai tanaman hias, terutama di kebun dapur atau di sekitar rumah karena daunnya yang hijau cerah dan aromanya yang segar. Kemangi juga memiliki sifat antimikroba dan anti-inflamasi.

Dalam beberapa penelitian, larutan minyak basil memberikan perlindungan terhadap An. stephensi dan An. dirus, dengan efektivitas tergantung dosis. Namun, beberapa penelitian tidak menunjukkan hasil yang signifikan terhadap An. gambiae.

Thyme

Thyme, tanaman aromatik dari Mediterania, memiliki sifat antiseptik dan antimikroba. Digunakan dalam masakan dan sebagai obat herbal untuk sifat antimikroba dan ekspektoran. Thyme juga sering digunakan sebagai tanaman hias karena tampilannya yang rapi dan mungil, serta kemampuannya untuk tumbuh dengan baik di pot atau taman kecil.

Dalam penelitian, larutan minyak thyme 20% melindungi dari nyamuk An. stephensi selama 7,5 jam. Namun, penelitian lain melaporkan waktu perlindungan hanya 1,7 jam pada konsentrasi 100% terhadap An. albimanus.

Zaitun (Olea europaea)

Zaitun, tanaman kuno dari Mediterania, menunjukkan efektivitas melawan nyamuk. Pohon zaitun sering dijadikan tanaman hias di taman atau pot besar karena bentuk pohonnya yang indah dan daunnya yang hijau keperakan. Minyak zaitun digunakan dalam masakan, kosmetik, dan sebagai bahan obat dengan sifat antioksidan dan anti-inflamasi.

Minyak zaitun 20% memberikan perlindungan selama 8 jam terhadap An. stephensi. Pembakaran daun zaitun kering juga memberikan perlindungan 79,7% terhadap An. arabiensis.

Peppermint

Peppermint, hasil persilangan mint (Mentha spicata x Mentha aquatica), efektif menolak beberapa spesies nyamuk. Peppermint ditanam bukan hanya untuk keperluan pengobatan herbal (anti-nausea dan relaksasi) atau kuliner (bahan penyedap), tetapi juga sebagai tanaman hias karena daunnya yang segar dan wanginya yang kuat.

Minyak peppermint tanpa pengenceran memberikan perlindungan penuh hingga 11 jam terhadap An. annularis dan 9,6 jam terhadap An. culicifacies. Pada konsentrasi 20%, minyak peppermint melindungi dari An. stephensi selama 6,5 jam.

Eukaliptus

Eukaliptus, tanaman kayu dari daerah tropis, efektif menolak An. stephensi hingga 8 jam. Namun, hasil perlindungan bervariasi pada spesies lain, seperti An. dirus dan An. minimus, dengan waktu perlindungan antara 0,5 hingga 5,5 jam, tergantung sub-spesies dan konsentrasi.

Serai Wangi.

Serai wangi, minyak esensial dari serai, menunjukkan efektivitas yang tinggi terhadap berbagai spesies Anopheles, dengan perlindungan hingga 11 jam untuk An. culicifacies, meskipun durasinya bervariasi tergantung pada spesies nyamuk dan konsentrasi minyak.

Catnip (Nepeta cataria)

Catnip, tanaman herbal keluarga mint, efektif menolak An. stephensi dan An. gambiae. Efektivitasnya bergantung pada dosis, dengan perlindungan 100% pada dosis tinggi terhadap An. gambiae.

Rosemary

Rosemary, semak aromatik asal Mediterania, tidak hanya dimanfaatkan sebagai bumbu masakan tetapi juga sering dijadikan tanaman hias karena bentuk daunnya yang menarik dan aromanya yang harum. Tanaman ini efektif melindungi dari Anopheles stephensi hingga 8 jam, meskipun pada konsentrasi rendah hanya mampu menolak Anopheles subpictus selama 1 hingga 1,5 jam

Nah, demikian ulasan singkat terkait tanaman hias: solusi alami dalam menangkal nyamuk Anopheles penyebab malaria. Semoga bermanfaat ya!

Author: Dherika

Referensi

Asadollahi, A., Khoobdel, M., Alireza, Z., Sahar, A., & Sayed, H.M. (2019). Effectiveness of Plant-based Reppelents Against Different Anopheles species: A Systematic Review. Malaria Journal, 18(436): 1-20. https://doi.org/10.1186/s12936-019-3064-8.

Gardenia. (2024). Myrtus communis (Common Myrtle). Retrieved from https://www.gardenia.net/plant/ (Accessed: September 21st, 2024).

Gardenia. (2024). Nepeta cataria (Catnip). Retrieved from https://www.gardenia.net/plant/nepeta-cataria (Accessed: September 21st, 2024).

Growing-Guides. (2020). Mexican Marigold Tagetes minuta. Retrieved from https://growing-guides.co.uk/plants-that-repel-insects-how-to-keep-pests-away/mexican-marigold-tagetes-minuta/ (Accessed: September 21st, 2024).

Health Jade Team. (2017). Thyme. Retrieved from https://healthjade.net/thyme/ (Accessed: September 21st, 2024).

Highbury Wildlife Garden. (2024). Mint (Mentha). Retrieved from http://highburywildlifegarden.org.uk/the-garden/bees-faves/mints/ (Accessed: September 21st, 2024).

iNaturalist. (2022). Genus Anopheles. Retrieved from https://www.inaturalist.org/taxa/146949-Anopheles (Accessed: September 21st, 2024).

Mediatani.co. (2020). Mengenal Tanaman Kemangi dan Manfaatnya Untuk Kesehatan. Retrieved from https://mediatani.co/mengenal-tanaman-kemangi-dan-manfaatnya-untuk-kesehatan/ (Accessed: September 21st, 2024).

Mitasari, A., Santjaka, A., & Iqbal, A. (2024). The Effectiveness of Various Essential Oils on the Market as Aedes aegypti Mosquito Repellent. Journal of Environmental Health, 16(1): 1-9. https://doi.org/10.20473/jkl.v16i1.2024.1-9.

Plantscapers.inc. (2017). The Fragrant Rosemary. Retrieved from https://plantscapers.com/the-fragrant-rosemary/ (Accessed: September 21st, 2024).

Siama, B. (2018). European Olive Olea europea - silhouette, care. Retrieved from https://www.mojpieknyogrod.pl/artykul/oliwka-europejska-olea-europaea-sylwetka-pielegnacja (Accessed: September 21st, 2024).

 

Spengler, T. (2021). Growing Lemon Eucalyptus – How To Care For Lemon Eucalyptus. Retrieved from https://www.gardeningknowhow.com/ornamental/trees/eucalyptus/growing-lemon-eucalyptus.htm (Accessed: September 21st, 2024).

 

KONSULTASI DENGAN AHLI HAMA