Keberadaan hama di industri pengolahan makanan bukan hanya masalah kebersihan, tetapi juga dapat berdampak besar pada kualitas produk dan reputasi perusahaan. Hama seperti tikus, kecoa, dan serangga lainnya dapat mencemari produk, menimbulkan risiko kesehatan, serta menyebabkan ketidaknyamanan bagi pelanggan. Pemberitaan negatif di media dapat memperburuk citra bisnis, membuat pelanggan kehilangan kepercayaan, dan berdampak pada penurunan pendapatan.
Dalam industri yang mengutamakan kebersihan dan keamanan, pencegahan serta pengendalian hama harus menjadi prioritas utama. Langkah-langkah seperti menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan sistem sanitasi yang baik, serta melakukan inspeksi dan pengendalian hama secara rutin dapat membantu menghindari risiko infestasi.
Dengan menjaga kebersihan dan keamanan produk, perusahaan tidak hanya memenuhi standar kesehatan dan peraturan yang berlaku, tetapi juga membangun kepercayaan konsumen, menjaga reputasi, serta memastikan kelangsungan bisnis dalam jangka panjang.
Hama dapat dikategorikan ke dalam beberapa kelompok berdasarkan dampak yang ditimbulkannya terhadap lingkungan manusia, khususnya dalam aspek kebersihan, kesehatan, dan ketahanan pangan.
Beberapa jenis hama dapat merusak bahan atau barang di dalam rumah dan tempat usaha. Contohnya adalah woodworm yang merusak kayu, ngengat pakaian (clothes moths) yang menggerogoti serat kain, serta kumbang karpet (carpet beetles) yang merusak tekstil dan furnitur. Tikus juga termasuk dalam kategori ini karena mereka dapat merusak bahan makanan dan properti dengan menggigit atau mengunyah benda di sekitarnya.
Beberapa hama tidak hanya mengotori makanan tetapi juga berpotensi menularkan penyakit berbahaya. Lalat, tikus, dan kecoa termasuk dalam kelompok ini karena mereka dapat membawa bakteri dan virus yang menyebabkan penyakit seperti keracunan makanan dan infeksi saluran pencernaan. Keberadaan hama-hama ini di tempat usaha makanan dapat membuat pelanggan enggan berkunjung dan bahkan memicu sanksi hukum jika tidak segera dikendalikan.
Ada pula hama yang sebenarnya tidak berbahaya secara langsung, namun tetap menimbulkan ketidaknyamanan psikologis bagi pelanggan. Contohnya adalah laba-laba, kutu buku (booklice), kutu furnitur (furniture mites), silverfish, dan woodlice. Meskipun tidak membawa penyakit, keberadaan mereka dapat menimbulkan kesan lingkungan yang kotor dan tidak higienis.
Beberapa jenis hama menyerang bahan makanan yang disimpan di gudang. Hama seperti ngengat gudang (warehouse moth), kumbang tepung (flour beetles), ngengat tepung (flour moth), kumbang bacon (bacon beetles), dan tungau sering kali merusak produk makanan sebelum sempat dikonsumsi atau dijual. Jika tidak ditangani dengan baik, infestasi ini dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang besar bagi industri makanan dan penyimpanan.
Kelompok hama ini hidup dengan mengambil manfaat langsung dari manusia atau hewan peliharaan. Contoh yang paling umum adalah kutu kucing (cat flea), kutu kepala (head louse), dan kutu busuk (bed bug). Selain itu, kutu burung dan kutu lainnya juga dapat masuk ke dalam bangunan melalui sarang burung atau bangkai hewan yang tidak segera dibersihkan. Infestasi parasit ini dapat menyebabkan gatal-gatal, reaksi alergi, dan ketidaknyamanan yang mengganggu aktivitas sehari-hari.
Beberapa hama mungkin tidak menimbulkan bahaya langsung, tetapi tetap menjadi gangguan yang tidak diinginkan. Semut taman (garden ants) dan tawon (wasps) sering kali masuk ke area makanan atau produksi, mengganggu aktivitas dan menimbulkan risiko tersengat. Selain itu, hama pemulung seperti kumbang kulit (hide beetles) dan kumbang laba-laba (spider beetles) juga dapat ditemukan di lingkungan industri makanan, menyebabkan ketidaknyamanan serta potensi kontaminasi.
Dengan memahami berbagai kategori hama ini, tindakan pencegahan dan pengendalian yang tepat dapat diterapkan untuk menjaga kebersihan, kesehatan, dan keamanan lingkungan tempat usaha.
Image Source: Benedict, 2022
Pencegahan adalah langkah utama dalam menghindari infestasi hama di fasilitas pengolahan makanan. Strategi utama meliputi eksklusi, yaitu mencegah hama masuk, serta sanitasi untuk menjaga lingkungan tetap bersih dan tidak menarik bagi hama.
Pengelolaan hama harus diterapkan di setiap tahap produksi, dari penerimaan bahan baku hingga pengiriman produk. Perusahaan harus memastikan pemasok menerapkan standar sanitasi dan pengendalian hama yang baik. Bahan baku harus diperiksa agar bebas hama, dan selama produksi serta pengemasan, produk harus melewati titik kontrol sesuai prinsip HACCP. Truk pengangkut juga perlu diperiksa sebelum pengiriman atau penerimaan barang.
Lingkungan sekitar fasilitas harus dikelola untuk mencegah hama berkembang biak. Area dalam radius 50 kaki dari gedung harus bersih dari sampah, genangan air, dan vegetasi berlebih. Sampah harus dibuang rutin dengan tempat sampah tertutup dan bersih. Pintu dan jendela harus tertutup rapat, dilengkapi door sweep atau tirai udara pada pintu yang sering terbuka untuk mencegah masuknya hama.
Di dalam bangunan, sanitasi meliputi perbaikan lantai, penutupan celah, pembersihan tumpahan, serta penyimpanan barang yang baik untuk mencegah kecoa, semut, dan lalat. Dalam penyimpanan produk kering, waspadai hama gudang seperti kumbang tepung, ngengat, dan kutu beras yang dapat menginfestasi bahan makanan kemasan.
Setelah hama masuk, mereka dapat menyebar dengan cepat ke produk lain, karena betina yang sudah dibuahi akan mencari tempat bertelur baru. Oleh karena itu, pemantauan secara rutin sangat penting, baik melalui inspeksi visual maupun penggunaan perangkap feromon.
Untuk mencegah perkembangbiakan hama dalam penyimpanan, sistem rotasi stok First In, First Out (FIFO) harus diterapkan dengan disiplin. Teknik ini memastikan bahwa produk yang lebih lama disimpan akan digunakan lebih dulu, sehingga mengurangi kemungkinan produk menjadi tempat berkembang biaknya hama. Selain itu, rak penyimpanan harus selalu dalam kondisi bersih, bebas dari debu dan tumpahan produk, karena bahkan sisa makanan yang sangat kecil pun bisa menarik hama.
Author: Dherika
Bateman, P.L.G. (1982). Pest Control in the Food Industry. J. R. S. H., 6, 242-248.
Benedict, S. (2022). Why is a Pest Infestation Dangerous in the Food Industry?. Retrieved from https://www.trulynolen.ca/why-pest-infestation-dangerous-in-food-industry/ (Accessed: March 14th, 2025).
Food Safety Magazine. (n.d.). Keys to Effective Pest Management in the Food Industry. Retrieved from https://www.food-safety.com/articles/4217-keys-to-effective-pest-management-in-the-food-industry (Accessed: March 14th, 2025).