Sistem Irigasi Tetes dan Aplikasi Pestisida yang Terintegrasi

Sistem Irigasi Tetes dan Aplikasi Pestisida yang Terintegrasi
23
Rabu, 23 Oktober 2024

Agrikultur merupakan salah satu sektor yang paling banyak menggunakan pasokan air, sekitar 70% penggunaan air di seluruh dunia. Untuk memenuhi kebutuhan air tanaman, suatu area pertanian membutuhkan sistem irigasi yang baik. Sistem irigasi sudah banyak berkembang dan terdapat banyak macam sistem irigasi yang ada, bergantung pada sumber air, jenis tanaman, jenis tanah hingga luas area pertanian.

Drip Irrigation

Irigasi tetes atau drip irrigation adalah sistem irigasi yang dirancang untuk menyalurkan air dengan pipa-pipa, dan mengontrol pasokan air dengan lambat (tetesan) sehingga penggunaan air menjadi lebih efektif.

Irigasi tetes modern menggunakan tekanan air yang rendah sekitar 5-10 psi untuk menghantarkan air melalui pipa, kemudian akan dikeluarkan di sekitar area akar, baik melalui bawah tanah atau di atas tanah.

Metode ini adalah jawaban terhadap permasalahan ketersediaan air dan penggunaan air yang boros. Walaupun menggunakan air yang lebih sedikit (hingga 80%) dari pada irigasi tradisional, hasil panen pada area yang menggunakan metode ini lebih besar pada kondisi yang sama.

Model sistem irigasi tetes (Wikipedia)

Pada akhir tahun 1970-an, para peneliti berhasil memasukkan pupuk cair pada sistem irigasi tetes ini dengan cara menyuntikkannya, sehingga kemudian diikuti penelitian lain menggunakan bahan kimia pertanian meliputi fungisida dan insektisida.

Aplikasi bahan kimia pertanian seperti insektisida, herbisida, fungisida dan pupuk melalui sistem irigasi tetes ini disebut “insectigation atau chemigation”. Penggunaan insektisida pertama kali pada sistem irigasi tetes pada 1980 untuk mengontrol populasi penggerek jagung eropa, Ostrinia nubilalis pada tanaman paprika di New Jersey.

Penggunaan pestisida yang bisa dilakukan dengan sistem irigasi ini adalah Azadirachtin, Chlorantraniliprole, clothianidin, dimethoate, dinotefuran, imidacloprid, malathion, oxamyl, thiamethoxam dan thiamethoxam + chlorantraniliprole.

Chlorantraniliprole merupakan salah satu insektisida yang dilaporkan efektif apabila dipaparkan menggunakan sistem irigasi tetes untuk mengatasi beberapa hama seperti Ostrinia nubilalis, Spdoptera spp, Helicoverpa zea, epitrix spp dan liriomyza spp (Elango & Nisha, 2017).

Selain mengurangi penggunaan air pada proses pemaparan dibandingkan dengan aplikasi insektisida tradisional pada daun adalah melindungi tanaman secara menyeluruh karena diserap oleh akar.

Metode ini juga memberikan hasil yang lebih baik dalam 1-2 kali pemaparan tiap musim dibandingkan aplikasi tradisional pada daun. Jumlah pemaparan per-tanaman lebih konsisten dan mengurangi potensi kerusakan lingkungan akibat drift (insektisida yang keluar area pemaparan) hingga mengurangi cost hingga 40%.

Walaupun cukup banyak kelebihan yang dimiliki, metode ini bukan tanpa celah. Beberapa bahan kimia dapat bereaksi dengan komponen yang ada dan menghasilkan kerusakan pada sistem irigasi.

Metode ini juga membutuhkan perawatan lebih, seperti monitoring rutin pada sistem seperti tekanan, bukaan emitter dan resiko pada sistem keamanan lainnya. Sistem irigasi juga perlu dibersihkan secara menyeluruh setiap panen untuk menghindari sisa residu senyawa kimia pada tanaman yang berbeda yang tidak diinginkan.

Nah, demikian ulasan terkait sistem Iiigasi tetes dan aplikasi pestisida yang terintegrasi. Semoga bermanfaat ya!

REFERENSI

Elango, K., & Nisha Pradeepa, K. (2017). Drip irrigation of pesticides as a pest management tool Sustainable Crop Protection under Protected Cultivation: National Congress on “New Challenges and Advances in Sustainable Micro Irrigation”. At TNAU, Coimbatore, 109-119.

Jarwar, A. H., Wang, X., Long Wang, L. Z., Zhaoyang, Q., Mangi, N., Pengjia, B., ... & Shuli, F. (2019). Performance and evaluation of drip irrigation system, and its future advantages. Journal of Biology, Agriculture and Healthcare, 9.

Thompson, T. L., PANG, H. C., & LI, Y. Y. (2009). The potential contribution of subsurface drip irrigation to water-saving agriculture in the western USA. Agricultural Sciences in China, 8(7), 850-854.

KONSULTASI DENGAN AHLI HAMA