Semut kayu dengan genus Camponotus adalah salah satu hama dalam ruangan yang telah tersebar di seluruh dunia. Berbeda dengan kebanyakan semut lainnya, beberapa spesies Camponotus mampu membuat rongga pada kayu solid (termasuk struktur kayu rumah) sebagai tempat bersarang dengan cara menggali. Hal ini yang membuat mereka dinamakan sebagai semut kayu atau carpenter ant (Rossi & Feldhaar, 2020). Semut kayu sering kali membuat sarangnya pada kayu yang lembab (Harvard University, 2006). Selain itu, sarangnya terkadang ditemukan di dalam tanah, di bawah batu, di tanaman hidup, atau di kayu mati (Rossi & Feldhaar, 2020).
Berbeda dengan rayap, semut kayu tidak memakan kayu, namun mereka merusak kayu saat melakukan penggalian untuk memberi ruang bagi koloni mereka yang sedang berkembang. Semut kayu ini biasanya memangsa serangga pemakan bangkai atau mengumpulkan sekresi karbohidrat (honeydew) yang dihasilkan oleh kutu daun sebagai sumber nutrisinya (Harvard University, 2006). Semut kayu tidak dapat menyengat, mereka menggunakan rahangnya yang kuat untuk menggigit. Hal tersebut menimbulkan rasa sakit dan sensasi terbakar karena mereka juga menyemprotkan asam format ke dalam luka hasil gigitan (Klotz et al., 2009). Semut ini juga berkeliaran di dalam rumah untuk mencari sumber makanan (Harvard University, 2006). Mereka dilaporkan lebih aktif di malam hari (Rossi & Feldhaar, 2020).
Karakteristik
Koloni seringkali sangat mencolok karena jumlah pekerjanya yang besar dan seringkali ukuran koloninya sangat besar (Rossi & Feldhaar, 2020). Semut kayu dapat membentuk koloni yang terdiri dari swarmer dan pekerja. Semut kayu swarmer (alates atau reproduksi bersayap) memiliki sayap transparan dengan urat yang menonjol, sayap depan yang berpasangan jauh lebih besar daripada sayap belakang. Individu jantan bersayap memiliki kepala dan tubuh dengan ukuran yang lebih kecil dibandingkan individu betina bersayap (Gambar 1). Semut kayu (swarmer) jantan dan betina bersayap muncul dari koloni dewasa biasanya pada bulan Maret hingga Juli. Setelah kawin, pejantan akan mati dan setiap betina yang baru dibuahi (sperma disimpan dalam spermatheca) membentuk koloni baru pada rongga kecil di kayu lapuk atau di bawah kulit kayu dengan kondisi yang lembab. Berbeda dengan rayap, semut kayu bersayap tidak cepat memutuskan sayapnya setelah berkerumun (Jones, 2011). Apabila semut kayu bersayap ditemukan di luar sarangnya, maka dapat diperkirakan bahwa sarang semut kayu mungkin berusia lebih dari tiga tahun dan memiliki lebih dari 3.000 individu pekerja (Harvard University, 2006).
Gambar 1. Semut Kayu Swarmer Jantan (Kiri) dan Betina (Kanan) (Jones, 2011).
Semut kayu pekerja dari Camponotus sp. dibedakan menjadi pekerja mayor dan pekerja minor. Pekerja mayor yang lebih besar (lebar kepala 2 – 3 mm) memainkan peran yang lebih penting dalam pertahanan koloni (menjaga sarang dan melawan penyusup), sedangkan pekerja minor yang lebih kecil (lebar kepala 1 – 2 mm) cenderung melakukan lebih banyak tugas yang berkaitan dengan memperluas sarang, mengumpulkan makanan, dan merawat telur, larva, pupa (Gambar 2) (Rossi & Feldhaar, 2020; Jones, 2011). Larva (tidak berkaki) dan pupa (dalam kepompong sutra yang keras dan berwarna coklat) harus diberi makan dan dirawat, jika tidak mereka akan mati (Jones, 2011). Pekerja minor akan meminta kutu daun untuk menghasilkan tetesan honeydew. Honeydew tersebut kemudian dipindahkan ke pekerja mayor untuk diangkut ke sarang. Pembagian kerja ini sebagai strategi untuk penghematan energi (Rossi & Feldhaar, 2020). Semua pekerja di koloni adalah betina mandul, hanya ratu yang mampu bertelur (Jones, 2011).
Gambar 2. Semut Kayu dengan Ratu di Sebelah Kiri dan Dikelilingi oleh Pekerja Mayor dan Minor (Rossi & Feldhaar, 2020).
Semut kayu bisa berwarna hitam, merah, coklat, kuning, atau kombinasi, bergantung pada spesiesnya (Jones, 2011). Ada tiga spesies semut kayu yang dilaporkan sering menyerang rumah. Pertama, Camponotus pennsylvanicus merupakan semut kayu hitam. Spesies ini dapat dibedakan dari spesies semut kayu lainnya melalui warna hitam kusam pada kepala dan badan, serta hamparan rambut lebat berwarna keputihan atau kekuningan di bagian abdomen. Kedua, Camponotus nearcticus yang berukuran jauh lebih kecil dari semut kayu hitam. Spesies ini bersarang di rongga-rongga kecil di dalam rumah termasuk bagian bawah dinding, di pipa-pipa berlubang, dan di rongga-rongga yang menampung kelembaban. Ketiga, Camponotus noveboracensis dengan ukuran mirip dengan semut kayu hitam tetapi bagian tengah tubuhnya berwarna kemerahan atau merah anggur. Spesies ini ditemukan di daerah berhutan lebat atau pedesaan (Harvard University, 2006).
Banyak orang yang masih keliru membedakan antara semut kayu bersayap (jantan dan betina) dengan rayap. Gambar 3 mengilustrasikan ciri-ciri yang membedakan kedua serangga tersebut (Klotz et al., 2009).
Gambar 3. Perbedaan Morfologi dari Semut Kayu (Kiri) dan Rayap (Kanan) (Klotz et al., 2009).
Kerusakan yang Diakibatkan oleh Semut Kayu
Sebagian besar semut yang bersarang di kayu memanfaatkan rongga yang telah dibentuk sebelumnya atau menggali kayu yang lebih lunak dan sudah membusuk. Selain itu, beberapa kasus pada Camponotus sp. mampu menggali kayu padat di batang pohon yang masih hidup dan kayu keras di suatu bangunan. Misalnya, Camponotus vagus yang terdapat di Eropa Tengah dan Selatan, pekerja pada spesies ini berukuran besar dan mampu menggali dan hidup di batang pohon tua. Mereka juga dapat menembus rumah dan menyerang rangka kayu dengan memanfaatkan lubang yang telah dibuat oleh kumbang atau rayap pemakan kayu. Camponotus ligniperda adalah semut kayu besar lainnya yang ditemukan di Eropa Utara. Para pekerjanya dapat menghilangkan kayu yang lunak dan tidak menghilangkan kayu yang lebih keras sehingga sarang yang dihasilkan menampilkan sistem ruang konsentris seperti pada Gambar 4 (Rossi & Feldhaar, 2020).
Gambar 4. Kerusakan Batang Pohon (Kiri) dan Kayu Bangunan (Kanan) Akibat Semut Kayu (Rossi & Feldhaar, 2020).
Hasil penggalian oleh semut kayu terdiri dari serutan kayu yang menyerupai serutan rautan pensil (Gambar 5). Semut akan membawa serutan kayu tersebut dan menyimpannya di luar sarang. Tumpukan serutan dapat ditemukan di bawah bukaan sarang (Jones, 2011).
Gambar 5. Tumpukan Serutan Kayu yang Dihasilkan oleh Semut (Jones, 2011).
Pengendalian Koloni Semut Kayu
Aspek yang paling penting dan sering kali paling sulit dalam pengendalian semut kayu adalah menemukan lokasi sarang induk dan sarang satelit. Hal yang dapat diamati, yaitu di mana jumlah yang besar paling banyak ditemukan, pola pergerakan semut, dan lokasi tumpukan material seperti serbuk gergaji. Hal lain yang dapat dilakukan adalah penyemprotan aerosol yang mengandung piretrin dan piperonil butoksida, yang dioleskan langsung ke celah atau lubang akan membuat semut bergerak keluar sehingga dalam beberapa kasus menunjukkan keberadaan sarang mereka. Selain itu, menempatkan serangga mati yang bertubuh lunak di dekat semut yang sedang mencari makan juga dapat dilakukan. Tunggu hingga semut tersebut mengambil serangga yang mati, lalu ikuti semut karena ia sedang mengangkut serangga mati untuk memberi makan larva yang ditempatkan di sarang. Perlu melakukan hal ini di sisi rumah yang berbeda karena koloni mungkin saja memiliki lebih dari satu sarang pada area yang sama (Jones, 2011).
Setelah lokasi sarang ditemukan, tindakan pengendalian dapat dilakukan. Menghilangkan kondisi kelembaban tinggi merupakan aspek penting dalam pengendalian semut kayu. Ganti kayu yang busuk atau rusak karena air dan hilangkan kontak kayu dengan tanah juga dapat dilakukan. Tutup retakan dan celah pada pondasi, terutama pada titik masuk pipa utilitas dan kabel. Pangkas semua pohon dan semak agar dahannya tidak menyentuh rumah. Pertimbangkan untuk menggunakan mulsa non-organik di dekat rumah di area yang banyak dihuni semut kayu. Sarang dapat dihilangkan secara fisik, misalnya dengan menggunakan penyedot debu, atau secara kimia dengan pengobatan insektisida. Biasanya tidak efektif jika hanya menyemprotkan insektisida atau debu di sekitar area yang terinfestasi tanpa menemukan dan menangani sarangnya. Meskipun pekerja yang mencari makan akan bersentuhan dengan insektisida dan mati, semut kayu yang berada di dalam sarang, termasuk ratu dan larva yang sedang berkembang, tidak akan terpengaruh secara signifikan. Bahan kimia yang bersifat “knock down” yang cepat sebaiknya tidak diaplikasikan karena akan menghilangkan semut yang ada di luar namun kemungkinan besar tidak akan berdampak pada koloni (Jones, 2011).
Umpan dapat mengendalikan semut kayu. Penting untuk diketahui bahwa pemberian umpan merupakan strategi pengendalian yang berdiri sendiri dan tidak boleh digunakan ketika semprotan insektisida atau debu telah digunakan. Umpan harus menjadi sumber makanan yang mudah diterima dan dibawa kembali ke lokasi sarang untuk memusnahkan ratu dan pekerja. Jauh lebih efektif untuk menempatkan umpan pada atau di dekat jalur mencari makan dan pintu masuk semut ke dalam bangunan daripada menempatkan umpan secara acak di sekitar bangunan. Umpan harus disimpan di tempat umpan yang aman bagi anak-anak di dalam ruangan. Formulasi umpan cair dan butiran sering digunakan di luar ruangan (Jones, 2011).
REFERENSI
Harvard University. (2006). Carpenter Ants (Identificaation, Biology, and Control) – Pest Control. Environmental Health and Safety: 1-5.
Jones, S.C. (2011). Carpenter Ants. Retrieved from https://ohioline.osu.edu/factsheet/HYG-2063 (Accessed: March 7th, 2024)
Klotz, J.H., Rust, M.K., Hansen, L.D. (2009). Carpenter Ants: Integrated Pest Management In and Around the Home. Pest Notes, Publication 7416:1-3.
Rossi, N., & Feldhaar, H. (2020). Carpenter Ants. Encyclopedia of Social Insects: 1-7. https://doi.org/10.1007/978-3-319-90306-4_177-1.