Penyebab Bau Orang Sakit disukai Nyamuk

Penyebab Bau Orang Sakit disukai Nyamuk
12
Senin, 12 Agustus 2024

Menurut National Institutes of Health for Allergy and Infectious Disease (NIH), lebih dari 50 juta infeksi demam berdarah terjadi setiap tahun, sekitar 20.000 dari kematian tersebut, terjadi pada anak-anak.

Demam berdarah dibawa oleh nyamuk di area tropis dan subtropis di seluruh dunia.

Virus ini menyebabkan demam, ruam, dan rasa sakit yang luar biasa, pendarahan serta kematian dalam kasus-kasus tertentu.

Berbeda dengan demam berdarah, Zika memiliki gejala infeksi yang tidak terlalu parah pada pasien dewasa, dan penyakitnya tidak terkait dengan tingkat kematian yang signifikan, infeksi virus Zika dapat mempengaruhi perkembangan janin dan mengakibatkan cacat perkembangan saraf yang parah.

Tingginya penderita demam berdarah dan Zika mengindikasikan cepatnya penyebaran virus tersebut.

Hal apa yang sebenarnya memperngaruhi penyebaran virus-virus ini? Dan bagaimana hal ini terjadi?

Pada artikel ini, kita akan mengulas mengenai penyebab bau orang yang terinfeksi virus sangat menarik bagi nyamuk.

Virus-virus ini membutuhkan infeksi berkelanjutan

Virus-virus ini membutuhkan infeksi berkelanjutan pada inang baik di hewan maupun nyamuk untuk menyebar.

Jika salah satunya tidak ada (baik itu karena semua inang yang rentan berhasil bersih dari virus, ataupun semua nyamuk mati) maka virus akan hilang.

Hal ini pernah terjadi di Philadelphia pada tahun 1973, dimana saat pandemi demam kuning, suhu mencapai dibawah titik beku (frost), nyamuk-nyamuknya tidak berhasil bertahan hingga akhirnya penyebaran penyakitnya berhenti dengan sendirinya.

Dengan absennya fenomena frost di area-area beriklim tropis, maka dapat dipastikan juga akan selalu ada nyamuk; virus hanya membutuhkan satu nyamuk yang menggigit hewan inang untuk menyebar.

Penelitian terbaru melaporkan bahwa virus Zika dan demam berdarah tampaknya telah menemukan metode yang cukup cerdik untuk meningkatkan peluang penyebarannya.

Virus demam berdarah dan Zika memanipulasi inangnya

Penelitian sebelumnya melaporkan hipotesis bahwa virus demam berdarah dan Zika memanipulasi inangnya dengan beberapa cara untuk menarik nyamuk.

Jika virus Malaria dan infeksi umum lainnya dapat mengubah bau orang, para peneliti menduga infeksi virus dengue dan Zika juga memiliki kemampuan yang sama.

Berdasarkan hipotesis tersebut, para peneliti pertama kali melakukan percobaan mengenai apakah nyamuk memang memiliki preferensi terhadap tikus yang sakit, ternyata setelah melalui pengujian dimana nyamuk diberikan dua pilihan tikus (yang sehat dan yang terjangkit demam berdarah), nyamuk lebih tertarik dengan tikus yang terjangkit demam berdarah.

Bagaimana Hal ini Terjadi

Para peneliti kemudian menganalisis molekul “bau” pada kulit tikus yang terinfeksi maupun yang sehat.

Mereka mengidentifikasi beberapa molekul yang umum terdapat pada hewan yang terinfeksi, dan mengujinya satu per satu.

Mereka mencoba molekul-molekul tersebut baik menggunakan subjek tikus maupun manusia, dan menemukan bahwa satu molekul tertentu bernama acetophenone, ternyata sangat menarik bagi nyamuk.

Aroma kulit yang dikumpulkan dari pasien demam berdarah (manusia) menunjukkan hal yang sama: terdapat produksi lebih banyak acetophenone dan cenderung sangat menarik untuk nyamuk.

Acetophenone dibuat oleh beberapa bakteri Bacillus yang tumbuh pada kulit manusia (dan tikus).

Biasanya kulit manusia menghasilkan peptida antimikroba yang menjaga populasi Bacillus tetap terkendali.

Tapi ternyata ketika tikus terinfeksi demam berdarah dan Zika, mereka tidak menghasilkan banyak peptida antimikroba, dan Bacillus tumbuh lebih cepat

Penelitian ini juga menyelidiki tindakan pencegahan potensial. Mereka memberi tikus demam berdarah isotretinoin, sejenis turunan vitamin A yang dikenal untuk meningkatkan produksi peptida antimikroba kulit.

Tikus yang diberi isotretinoin menghasilkan lebih sedikit acetophenone, membuat mereka kurang menarik bagi nyamuk dan berpotensi menurunkan kemungkinan mereka menulari orang lain dengan virus tersebut.

Batu loncatan berikutnya untuk penelitian terkait adalah menguji pasien-pasien demam berdarah dan Zika dan menentukan apakah isotretinoin juga mampu menghambat sintesis acetophenone pada manusia, tidak hanya pada tikus yang sakit..

Nah, demikian ulasan singkat terkait bagaimana b=virus menyebakan fa all today to enemy.

Author: AS Zuhri

REFERENSI

Bahrndorff S, de Jonge N, Skovgård H, Nielsen JL. 2017. Bacterial Communities Associated with Houseflies (Musca domestica L.) Sampled within and between Farms. PLoS ONE 12(1): e0169753

Khamesipour, F., Lankarani, K.B., Honarvar, B, Kwenti, T.E. 2018. A systematic review of human pathogens carried by the housefly (Musca domestica L.). BMC Public Health 18: 1049.

Nassiri H, Zarrin M, Veys-Behbahani R, Faramarzi S, Nasiri A. 2015. Isolation and identification of pathogenic filamentous fungi and yeasts from adult house fly (Diptera: Muscidae) captured from the hosREFIRIAN ‘Hong Zhang, Yibin Zhu, Ziwen Liu, Yongmei Peng, Wenyu Peng, Liangqin Tong, Jinglin Wang, Qiyong Liu, Penghua Wang, Gong Cheng. 2022. A volatile from the skin microbiota of flavivirus-infected hosts promotes mosquito attractiveness. Cell 185(14): 2510-2522.e16. ISSN 0092-8674. https://doi.org/10.1016/j.cell.2022.05.016.

Noorbakhsh F, Abdolmohammadi K, Fatahi Y, Dalili H, Rasoolinejad M, Rezaei F, Salehi-Vaziri M, Shafiei-Jandaghi NZ, Gooshki ES, Zaim M, Nicknam MH. Zika Virus Infection, Basic and Clinical Aspects: A Review Article. Iran J Public Health 48(1):20-31

KONSULTASI DENGAN AHLI HAMA