Pengendalian Kecoa dengan Ultrasonik, Apakah Efektif?

Pengendalian Kecoa dengan Ultrasonik, Apakah Efektif?
10
Senin, 10 Februari 2025

Kecoa merupakan salah satu hama yang sering ditemukan di rumah, restoran, rumah sakit, dan berbagai tempat lain yang menyediakan sumber makanan dan tempat persembunyian yang cocok. Selain menimbulkan ketidaknyamanan, kecoa juga dapat menjadi vektor berbagai patogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Dalam upaya mengendalikan populasi kecoa, berbagai metode telah dikembangkan, termasuk penggunaan pestisida kimia, perangkap, umpan dan metode alternatif seperti perangkat ultrasonik.

Perangkat ultrasonik diklaim sebagai solusi ramah lingkungan untuk mengendalikan hama tanpa menggunakan bahan kimia beracun. Teknologi ini bekerja dengan memancarkan gelombang suara berfrekuensi tinggi yang tidak dapat didengar oleh manusia tetapi mengganggu serangga. Namun, seberapa efektifkah perangkat ini dalam mengendalikan populasi kecoa?

Mode Aksi

Perangkat ultrasonik bekerja dengan memancarkan gelombang suara berfrekuensi tinggi yang mengganggu sistem saraf dan perilaku serangga.

Beberapa serangga menunjukkan respons menghindar ketika terkena gelombang ultrasonik. Contohnya, beberapa spesies ngengat akan mengubah arah terbangnya untuk menghindari suara ultrasonik yang mirip dengan sinyal dari kelelawar pemangsa.

Gelombang ultrasonik dapat menyebabkan gangguan fisiologis pada serangga, seperti penurunan tingkat makan dan peningkatan aktivitas stres.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan ultrasonik dapat merusak sistem pernapasan larva serangga tertentu, yang menyebabkan kematian dini.

Efektif kah Untuk Kecoa?

Gambar oleh Erik Karits dari Pixabay

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan ultrasonik dapat merusak sistem pernapasan larva serangga tertentu, yang menyebabkan kematian dini.

Meskipun ultrasonik terbukti efektif dalam mengganggu beberapa jenis serangga, penelitian mengenai efektivitasnya terhadap kecoa masih menunjukkan hasil yang beragam.

Sebuah studi menemukan bahwa frekuensi antara 35-40 kHz dan 40-75 kHz dapat mengusir dan bahkan membunuh kecoa Jerman di bawah kondisi laboratorium. Namun, temuan ini belum dapat direplikasi secara konsisten dalam kondisi lapangan.

Walaupun begitu, secara umum, banyak penelitian mengatakan sebaliknya, bahwa alat tersebut tidak cukup efektif untuk mengendalikan populasi kecoa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada bukti signifikan bahwa perangkat ultrasonik mampu mengusir atau membunuh kecoa dalam kondisi laboratorium.

Apalagi, dalam kondisi lapangan, perangkat ultrasonik tidak menunjukkan efektivitas yang signifikan dalam mengurangi populasi kecoa. Kecoa tetap memasuki area yang diperlakukan dengan ultrasonik sebagaimana mereka memasuki area tanpa perlakuan

Beberapa penelitian juga mengevaluasi perangkat yang dijual secara keomersial. Banyak perangkat ultrasonik komersial tidak memenuhi klaim produsen. Perangkat ini sering kali memiliki intensitas suara dan keluaran frekuensi yang tidak cukup kuat untuk mempengaruhi perilaku kecoa secara signifikan

Keterbatasan Ultrasonik Terhadap Kecoa

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan perangkat ultrasonik kurang efektif dalam mengendalikan kecoa

Organ sensorik kecoa, seperti cerci dan antena, lebih sensitif terhadap aliran udara dan sinyal kimiawi dibandingkan dengan suara frekuensi tinggi. Hal ini membuat mereka kurang responsif terhadap gelombang ultrasonik.

Selain itu, kecoa adalah serangga yang sangat adaptif dan memiliki kemampuan bertahan terhadap berbagai gangguan lingkungan, termasuk suara ultrasonik. Bahkan jika awalnya kecoa menunjukkan reaksi menghindar, mereka dapat dengan cepat beradaptasi terhadap paparan ultrasonik, membuat teknologi ini menjadi tidak efektif dalam jangka panjang.

Tidak seperti repelan kimia atau predator alami, gelombang ultrasonik tidak menimbulkan ancaman langsung yang berbahaya bagi kecoa, sehingga tidak cukup untuk mengusir mereka secara efektif.

Gelombang ultrasonik juga sulit untuk menembus dinding, furnitur, atau benda padat lainnya, yang dapat mengurangi jangkauan dan efektivitasnya. Hal ini lah yang membuatnya kurang efektif di lapangan.

Meskipun teknologi ultrasonik menawarkan pendekatan yang tampak menarik untuk pengendalian hama tanpa bahan kimia, bukti ilmiah menunjukkan bahwa efektivitasnya terhadap kecoa masih sangat terbatas. Penggunaan alat ultrasonik bisa tetap digunakan sebagai alat pelengkap saja, namun metode lain seperti menjaga sanitasi yang baik, perangkap, dan penggunaan insektisida yang aman lebih disarankan dibandingkan hanya mengandalkan perangkat ini saja.

REFERENSI:

Huang, F., & Subramanyam, B. (2006). Lack of repellency of three commercial ultrasonic devices to the German cockroach (Blattodea: Blattellidae). Insect Science, 13(1), 61-66.

Koehler, P. G., Patterson, R. S., & Webb, J. C. (1986). Efficacy of ultrasound for German cockroach (Orthoptera: Blattellidae) and oriental rat flea (Siphonoptera: Pulicidae) control. Journal of economic entomology, 79(4), 1027-1031.

Khan-Ahmadi, A., Vatandoost, H., Akhavan, A. A., Baniardalani, M., Khalifeh-Soltani, K., Azarm, A., & Zahraei-Ramazani, A. (2023). Evaluation of Repellency and Lethal Effects of Ultrasonic Waves on the Blattella germanica (Blattodea: Blattellidae). Journal of Arthropod-Borne Diseases, 17(1), 83.

Kalimuthu, K., Tseng, L. C., Murugan, K., Panneerselvam, C., Aziz, A. T., Benelli, G., & Hwang, J. S. (2020). Ultrasonic technology applied against mosquito larvae. Applied Sciences, 10(10), 3546.

Roeder, K. D. (1962). The behaviour of free flying moths in the presence of artificial ultrasonic pulses. Animal Behaviour, 10(3-4), 300-304.

KONSULTASI DENGAN AHLI HAMA