Mengenal Obat Nyamuk Bakar Coil

Mengenal Obat Nyamuk Bakar Coil
21
Senin, 21 Oktober 2024

Obat nyamuk bakar adalah salah satu metode pengusir nyamuk yang paling populer dan mudah diakses oleh masyarakat. Produk ini banyak digunakan untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk, terutama nyamuk yang menjadi vektor penyakit berbahaya seperti Aedes aegypti yang menularkan demam berdarah dan Culex quinquefasciatus yang dapat menyebarkan filariasis. Biasanya, obat nyamuk bakar berbentuk spiral dengan diameter sekitar 15 cm dan diletakkan pada penyangga alumunium. Setelah dinyalakan, obat nyamuk ini akan menghasilkan asap yang menyebar di dalam ruangan kecil, serta memberikan perlindungan selama 7 hingga 12 jam.

Sejarah Penemuan Obat Nyamuk Bakar Coil

Obat nyamuk bakar pertama kali ditemukan pada tahun 1800 oleh pasangan asal Jepang, Eiichiro dan Yuki Ueyama. Pada awalnya, mereka mencampur bubuk piretrum dengan serbuk kayu yang kemudian dibakar untuk mengusir nyamuk. Piretrum adalah salah satu insektisida alami yang berasal dari bunga krisan (Chrysanthemum cinerariifolium), yang telah digunakan secara luas oleh bangsa Persia dan Eropa untuk mengendalikan populasi serangga. Namun, formulasi awal ini hanya mampu mengusir nyamuk selama sekitar 40 menit. Pada tahun 1895, Yuki Ueyama mengusulkan agar mereka membuat versi yang lebih tahan lama, sehingga mereka mulai membuat obat nyamuk dalam bentuk spiral yang lebih tebal.

Setelah melakukan berbagai eksperimen, pada tahun 1902 mereka berhasil menciptakan obat nyamuk bakar berbentuk spiral yang lebih efektif dan tahan lama. Produk ini menjadi sangat populer dan diproduksi secara massal pada tahun 1957 melalui perusahaan Dainihon Jochugiku Co. Ltd, dengan dukungan dari negara-negara seperti Amerika Serikat, China, dan Thailand

Komposisi dan Cara Kerja Obat Nyamuk Bakar Modern

Obat nyamuk bakar modern kebanyakan mengandung bahan aktif berupa piretroid, yaitu senyawa sintetis yang meniru sifat insektisida alami dari piretrum. Piretroid ini bekerja dengan menyerang sistem saraf serangga, sehingga nyamuk yang terpapar akan menghindari area yang terkena asap. Dalam beberapa kasus, nyamuk yang bersentuhan langsung dengan senyawa ini akan lumpuh dan akhirnya mati. 

Kelebihan piretroid dibandingkan dengan piretrum alami adalah sifatnya yang lebih stabil dan efektif dalam jangka waktu yang lebih lama. Selain itu, piretroid juga lebih ekonomis, aman digunakan karena memiliki toksisitas kronis yang rendah dan tidak bersifat karsinogenik atau mutagenik, serta memiliki aktivitas residual yang lebih lama. Dosis mematikan secara oral adalah sekitar 750 mg/kg untuk anak-anak dan 1000 mg/kg untuk orang dewasa, sehingga dianggap relatif aman untuk digunakan.

Kekurangan Obat Nyamuk Bakar dan Keamanan Penggunaan

Meskipun obat nyamuk bakar dianggap efektif dan aman digunakan, asap yang dihasilkan dari pembakaran obat nyamuk dilaporkan mengandung senyawa berbahaya seperti formaldehida dan asetaldehida. Kedua senyawa ini termasuk dalam golongan karbonil yang dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan dan kulit, terutama bagi individu yang memiliki masalah pernapasan seperti asma. Bahkan, paparan jangka panjang terhadap formaldehida telah dihubungkan dengan peningkatan risiko kanker. 

Selain itu, penggunaan obat nyamuk bakar secara terus menerus juga dapat menyebabkan ketidaknyamanan, terutama bagi mereka yang sensitf. Aroma yang terlalu menyengat dapat menyebabkan sakit kepala dan rasa mual.

Resistensi dan Keterbatasan dalam Pengendalian Vektor Penyakit

Muncul kekhawatiran bahwa penggunaan obat nyamuk bakar dalam jangka panjang dapat memicu resistensi pada spesies nyamuk tertentu. Hal tersebut dibuktikan oleh Kasai et al. (2014) yang menunjukkan bahwa Aedes aegypti telah mengembangkan resistensi terhadap piretroid melalui mekanisme detoksifikasi yang lebih tinggi serta penurunan sensitivitas pada target.

Harus dipahami bahwa obat nyamuk bakar tidak efektif dan bukan solusi utama dalam mengatasi penyebaran nyamuk yang membawa vektor penyakit karena jangkauan pengaruhnya yang terbatas dan ketidakmampuannya untuk mempengaruhi fase larva nyamuk. Penelitian yang dilakukan oleh Hogarh et al. (2018) menunjukkan bahwa efektivitas obat nyamuk bakar menurun seiring dengan bertambahnya volume ruangan. Penggunaan obat nyamuk bakar juga tidak memberikan perlindungan maksimal terhadap gigitan nyamuk. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi dengan otoritas kesehatan setempat dan penerapan panduan pencegahan penyakit yang ditetapkan untuk menangani penyebaran nyamuk pembawa penyakit secara menyeluruh. Obat nyamuk bakar dapat digunakan sebagai langkah tambahan untuk melindungi diri dari gigitan nyamuk, namun bukan merupakan solusi tunggal dalam upaya pengendalian penyakit.

Nah, demikian ulasan terkait mengenal obat nyamuk bakar coil. Semoga bermanfaat ya! 

Author : Rahmidevi Alfiani  

REFERENSI

Hogarth, J.N., et al. (2018). Enviromental Health Risks and Benefits of the Use of Mosquito Coils as Malaria Prevention and Control Strategy. Malaria Journal. 17 (265) : 1-14.

Kasai, S., et al. (2014). Mechanism of Pyrethroid Resistence in he Dengue Mosquito Vector, Aedes aegypti : Target Site Insensitivity, Penetration, and Metabolism. PLOS Neglected Tropical Diseases. 8 (6) : 1-17.

Liu, W., et al. (2003). Mosquito Coil Emission and Health Implication. Enviromental Health Perspective. 111 (12) : 144-1460. 

MosquitoNix. (2023). Are Mosquitos Coil Effective?. https://mosquitonix.com/blogs/news/mosquito-coils-what-are-they-and-do-they-work. Diakses pada 20 September 2023.

OHS.(1987). Pyrethrum : Material Safety Data Sheet. New York : Occupational Health Services, Inc.  

TJT. (2013). Mosquitos Coil. https://www.japantimes.co.jp/news/2013/07/15/reference/mosquito-coils/. Diakses pada 20 September 2023.

TUOS. (2017). Are Mosquitos Coil Good or Bad For Our Health?. https://www.sydney.edu.au/news-opinion/news/2017/12/20/are-mosquito-coils-good-or-bad-for-our-health-.html. Diakses pada 20 September 2023.

KONSULTASI DENGAN AHLI HAMA