Manajemen Hama Resisten dalam Praktik Pengendalian Hama Terpadu

Manajemen Hama Resisten dalam Praktik Pengendalian Hama Terpadu
04
Rabu, 4 Desember 2024

Resistensi hama terhadap pestisida merujuk pada kondisi di mana populasi hama mengalami penurunan daya sensitif terhadap pestisida yang sebelumnya efektif. Hal ini terjadi akibat seleksi alam, di mana individu-individu hama yang memiliki sifat genetik tahan (resisten) akan bertahan dan berkembang biak, sehingga menghasilkan keturunan yang juga resisten sehingga menyebabkan kegagalan pestisida dalam mengendalikan hama.

Mekanisme Resistensi

Hama dapat mengalami mutasi genetik yang membuat mereka kebal terhadap efek racun dari pestisida. Proses ini sering kali dipicu oleh penggunaan pestisida secara berulang dan terus-menerus dalam waktu yang sangat lama. Namun, sebagian besar gen resisten pada hama sudah ada di dalam populasi dan dapat diwariskan melalui gen dominan, semi dominan atau resesif namun biasanya dibawa melalui gen resesif.

Beberapa hama dapat mengembangkan kemampuan untuk memetabolisme atau mengubah pestisida menjadi bentuk yang kurang berbahaya sebelum racun tersebut dapat beraksi. Hama juga dapat memodifikasi target site tertentu sehingga pestisida tidak dapat bereaksi dengan baik di dalam tubuh hama tersebut.

Hama juga dapat melakukan adaptasi perilaku, misalnya dengan menghindari area yang baru saja disemprot pestisida atau mengubah pola makan mereka untuk menghindari paparan racun dari umpan. Selain itu, mereka juga dapat mengembangkan struktur fisik yang menghalangi penetrasi pestisida, seperti pengembangan kutikula yang lebih tebal.

Fitness Cost

Meskipun hama yang resisten dapat bertahan terhadap tekanan seleksi dari penggunaan pestisida, mereka sering kali mengalami trade-off dalam hal fitness. Hal ini berarti bahwa meskipun mereka memiliki keuntungan dalam bertahan hidup di hadapan pestisida, mereka mungkin memiliki kelemahan dalam aspek lain seperti pertumbuhan, reproduksi, atau daya saing.

Seiring waktu, jika penggunaan pestisida dihentikan atau dikurangi, individu-individu resisten dapat mengalami penurunan populasi karena fitness cost ini. Penelitian menunjukkan bahwa setelah beberapa generasi tanpa tekanan selektif dari pestisida, tingkat resistensi dapat menurun secara signifikan

Manajemen Resistensi dalam Pengendalian Hama Terpadu

Photo downloaded from Freepik

Dalam pengendalian hama terpadu (PHT), pemahaman tentang resistensi dan fitness cost sangat penting untuk merancang strategi pengendalian yang efektif:

Menggunakan pestisida dengan tepat sasaran dan sesuai dosis yang dianjurkan untuk mengurangi potensi terjadinya resistensi secara cepat.

Selain itu, melakukan rotasi insektisida dengan bahan aktif yang berbeda dapat mengurangi potensi terjadinya resistensi pada suatu populasi. Dengan merotasi jenis pestisida dan menghindari penggunaan berulang dari satu jenis racun, kita dapat memperlambat perkembangan resistensi dan memanfaatkan fitness cost pada populasi hama.

Memperkenalkan musuh alami atau agen hayati dapat membantu mengendalikan populasi hama tanpa menambah tekanan pada penggunaan pestisida kimia, sehingga memberikan kesempatan bagi individu-individu rentan untuk kembali mendominasi.

Melakukan pemantauan dan evaluasi terus-menerus terhadap populasi hama dan status resistensi mereka memungkinkan pengendali hama menyesuaikan strategi pengendalian secara dinamis sesuai dengan kondisi lapangan.

REFERENSI:

IRAC. 2024. Introduction to Resistance. IRAC International. Accessed Online at 1/12/2024 from: https://irac-online.org/training-centre/resistance/management/

Mantolu, Y., Kustiati, K., Ambarningrum, T. B., Yusmalinar, S., & Ahmad, I. (2016). Status dan perkembangan resistensi Aedes aegypti (Linnaeus)(Diptera: Culicidae) strain Bandung, Bogor, Makassar, Palu, dan VCRU terhadap insektisida permetrin dengan seleksi lima generasi. Jurnal Entomologi Indonesia, 13(1), 1-8.

KONSULTASI DENGAN AHLI HAMA