Hama Trips pada Tanaman Cabai (Capsocum annuum L.)

Hama Trips pada Tanaman Cabai (Capsocum annuum L.)
27
Selasa, 27 Februari 2024

Capsicum, atau yang lebih umum dikenal sebagai Cabai (Capsicum annuum L.) dalam keluarga Solanaceae merupakan tanaman pertanian yang dikenal  secara global. Cabai memiliki nilai ekonomi yang tinggi karena manfaatnya di industri makanan dan kuliner sebagai agen pewarna dan perasa. Cabai tidak hanya berkontribusi pada preferensi kuliner, tetapi juga memiliki kandungan senyawa nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan. Dalam aplikasi medis, senyawa capsaicin (8-methyl-N-vanillyl-6-nonenamide)  sering dikaitkan dengan manfaatnya untuk meningkatkan metabolism dan pembakaran lemak, serta pemeliharaan kesehatan jantung. Selain aspek utilitarian, Cabai juga dihargai untuk tujuan hias. Karen itu, tanaman ini memainkan peran penting dalam konteks ekonomi dan budaya, menjadikannya komponen hortikultura yang signifikan dan serba guna. Produksi rata-rata dunia setiap tahun dari tahun 2000 hingga 2011 dilaporkan sekitar 25,7 juta ton untuk produk hijau (segar) dan 2,9 juta ton untuk produk kering. Data dari tahun 2011 menunjukkan bahwa Tiongkok merupakan produsen terbesar untuk produk segar dengan lebih dari 50% dari produksi dunia. Sementara itu, India juga berperan sebagai produsen utama untuk produk kering (42%), dan 10 produsen teratas menyumbang sekitar 80% dari total produksi (Xavier and Galvez, 2016).

Gambar 1 Hama Thrips sp.

Di Indonesia tanaman cabai juga menjadi peluang usaha yang menjanjikan karena berpotensi memberikan keuntungan yang signifikan.  Namun, dalam menjalankan usaha tani tanaman cabai, diperlukan modal besar dan keterampilan yang memadai. Banyak tantangan penyebab kerugian prodksi  yang harus dihadapi petani cabai seperti faktor cuaca, fluktuasi harga, dan serangan hama pertanian (Rante & Manengkey, 2017).

Serangan hama dan penyakit menjadi salah satu risiko besar dalam budidaya cabai. Salah satu hama tanaman cabai yang terkenal adalah Thrips sp. Thrips sp adalah salah satu organisme pengganggu tanaman yang termasuk ke dalam ordo Thysanoptera. Beberapa Serangan OPT ini mampu menurunkan produktivitas tanaman cabai pada kisaran 12-74 % dan yang paling parah yaitu ancaman gagal panen dikarenakan tanaman cabai tidak mampu bereproduksi. Beberapa spesies Thrips sp yang terkenal menyerang tanaman cabai adalah Thrips parvispinus, Thrips tabaci. Thrips palmi, Caliothrips fasciatus, dan Frankliniella occidentalis (Rante & Manengkey, 2017 ; Visschers et al., 2019).

Hama Thrips sp. menyebabkan kerusakan pada tunas, daun, dan bunga dengan cara menusuk jaringan tanaman dan menghisap cairan tanaman. Saat menghisap cairan, thrips juga dapat menyebarkan virus tanaman seperti virus keriting pada daun tanaman cabai. Feses yang dikeluarkan oleh serangga ini pada permukaan tumbuhan juga dapat menganggu proses fotosintesis dari tanaman. Kerusakan pada tanaman cabai yang dapat diamati akibat infestasi hama Thrips sp. adalah perubahan pada warna, bentuk, serta ukuran daun (Rante & Manengkey, 2017 ; Hodges, 2009).

Thrips sp. memiliki ukuran kecil pada rentang 1-1.2 mm. Warna tubuh thrips dapat bervariasi, termasuk coklat, hitam, atau transparan. Beberapa spesies thrips dapat memiliki warna atau pola khusus.. Warna Thrips sp. berbeda saat masa nimfa yang berwarna putih atau kekuningan, tidak memiliki sayap, dan terkadang memiliki bercak merah. Thrips memiliki kemampuan untuk melompat, terbang, dan berlari, yang dapat membantu mereka berpindah dari satu tanaman ke tanaman lainnya. Kemampuan terbang dari hama Thrips sp. sangat lemah, maka untuk perpindahan dari satu tanaman ke tanaman lain sangat dipengaruhi oleh faktor luar seperti angin.

Gambar 2  Siklus Hidup Thrips (Andrew & John, 2014)

Siklus hidup thrips sp melibatkan beberapa tahap penting, diantaranya adalah telur, larva, fase larva dan nimfa, fase prepupa dan pupa, dan imago dewasa. Satu siklus memerlukan waktu kurang lebih 1 bulan, namun dapat bervariasi tergantung pada temperature, suhu, dan faktor abiotic lainnya. Telur betina berbentuk silindris, biasanya dapat ditemukan pada bagian daun dan kuncup. Dalam satu kali proses bertelur, Thrips dapat menghasilkan sekitar 80 butir telur. Telur tersebut akan menetas sekitar 3-7 hari setelah peletakan oleh imago betina dan berubah menjadi larva. Larva ini akan menghisap tanaman, kemudian turun lagi ke dalam tanah untuk melanjutkan perkembangannya di tempat yang lebih tersembunyi. ahap prepupa dan pupa adalah tahap non-pemakan saat berada dalam tahap perkembangan di bawah tanah. Ketika dewasa sepenuhnya tumbuh, mereka terbang ke bagian atas tanaman untuk melanjutkan pemakanan dan meletakkan telur setelah satu atau dua hari .

Karakteristik reproduksi Thrips yang dapat menghasilkan banyak telur dan berkembang biak dengan cepat dapat menyebabkan terjadinya ledakan hama. Selain itu, beberapa spesies Thrips sp seperti Thrips tabaci  memiliki kemampuan untuk melakukan parthenogenesis, yaitu reproduksi aseksual di mana thrips betina dapat menghasilkan telur-telur yang berkembang menjadi individu baru tanpa melibatkan proses pembuahan dengan thrips jantan (Merta et a., 2017).

Pengelolaan hama thrips di lapangan memerlukan manajemen hama terpadu (IPM). Sebelum dilakukan pengendalian, sangat penting untuk mengidentifikasi spesies thrips dan virus yang terlibat untuk pengelolaan yang efektif. Jika menggunakan kontrol kimia, penting untuk merotasi aplikasi dengan mode tindakan yang berbeda untuk mencegah perkembangan populasi thrips yang resisten terhadap pestisida. Pestisida yang sering digunakan untuk mengatasi hama Thrips sp. adalah Profenofos 500g/L dan Deltametrin 25 g/L (Rante & Manengkey, 2017). . Penggunaan minyak holtikultura dan pestisida nabati dapat digunakan sebagai alternatif. Penyemprotan larutan air sabun atau piretrum juga dapat digunakan sebagai cara organik untuk mengendalikan thrips (UC IPM, 2014).

Pengendalian secara mekanis dapat dilakukan menggunakan perangkap yang mengandalkan warna sebagai atraktan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa Thrips tertarik pada beberapa spektrum warna. Namun, masih diperlukan penelitian yang lebih komperehensif mengenai hal tersebut. Selain pengendalian kimia, pengendalian biologi menggunakan musuh alami seperti Green lacewings (Crysopidae), Orius spp., Mites, dan Parasitic wasps juga dapat dilakukan (UC IPM, 2014).

Pemangkasan tanaman juga dapat dilakukan untuk mengendalikan hama thrips. Pemangkasan ujung-ujung cabai yang terinfestasi thrips pada periode tertentu dapat membantu mengurangi kerusakan dan mengurangi sumber-sumber perembunyian thrips. Pemangkasan ini dapat dilakukan pada ujung-ujung cabai yang tergulung atau terinfestasi pada waktu-waktu yang dianggap efektif untuk mengendalikan thrips. Selain itu, penggunaan penutup juga bisa dilakukan untuk untuk melindungi tanaman dari serangan Thrips, misalnya penutup dari polietina dan penggunana cage dengan jaring (UC IPM, 2014).

Pengelolaan hama Thrips pada tanaman cabai memang menjadi tantangan serius bagi para petani. Namun, dengan pendekatan yang tepat dan terencana, petani dapat mengurangi dampak negatifnya. Manajemen hama terpadu membantu menciptakan lingkungan yang seimbang, di mana tanaman cabai dapat tumbuh dengan optimal tanpa terlalu terganggu oleh serangan Thrips. Meskipun demikian, perlu diakui bahwa masalah ini terus membutuhkan inovasi dalam strategi pengendalian. Upaya penelitian dan pengembangan lebih lanjut diperlukan untuk menciptakan metode yang lebih efektif dan berkelanjutan dalam menanggulangi serangan Thrips.

 

REFERENSI

Andrew, M & John, D. (2017). What Are Thrips. Brisbane : Agri Science Queensland.

Hodges, A. (2009). Pest thrips of the United States: field identification guide.US : USDA-CSREES IPM.

Merta, I. N. M., Darmiati, N. N., & Supartha, I. W. (2017). Perkembangan populasi dan serangan Thrips parvispinus Karny (Thysanoptera: Thripidae) pada fenologi tanaman cabai besar di tiga ketinggian tempat di Bali. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika6(4), 414-422.

Rante, C. S., & Manengkey, G. S. J. (2018). Preferensi hama Thrips sp.(Thysanoptera: Thripidae) terhadap perangkap berwarna pada tanaman cabai. Eugenia23(3).

UC IPM. (2014). Pest in Gardens and Landscape. https://ipm.ucanr.edu/PMG/PESTNOTES/pn7429.html#:~:text=Greenhouse%20thrips%20is%20readily%20controlled,Repeat%20applications%20may%20be%20necessary. Diakses pada 24 Februari 2024.

Visschers, I. G., Peters, J. L., Timmermans, L. L., Edwards, E., Ferrater, J. B., Balatero, C. H., ... & Macel, M. (2019). Resistance to three thrips species in Capsicum spp. depends on site conditions and geographic regions. Journal of Applied Entomology143(9), 929-941.

 

Xavier, A. A., & Pérez-Gálvez, A. (2016). Peppers and chilies. Encyclopedia of Food and Helath. 301-306. https://doi.org/10.1016/B978-0-12-384947-2.00533-X

 

KONSULTASI DENGAN AHLI HAMA