Lalat adalah serangga yang bisa kita temukan di mana saja dan biasanya berkumpul di tempat yang beraroma busuk. Lalat juga dapat ditemukan di perkebunan atau pertanian. Berikut ini terdapat jenis lalat yang suka sekali hinggap dan berkembang biak di dalam buah, spesies lalat apakah itu?
Di Indonesia terdapat 89 spesies lalat buah yang termasuk jenis lokal (indiginous). Lalat buah yang paling sering ditemukan adalah Bactrocera dorsalis. Bukan hanya di Indonesia, lalat ini sangat invasif di Asia dengan nama populernya Oriental Fruit Fly (Lalat Buah Oriental).
Bactrocera Dorsalis: Lalat Pemakan Buah Segar
Lalat buah (Bactrocera dorsalis) memiliki warna yang bervariasi bercorak kuning, coklat tua, dan hitam pada tubuhnya. Panjang tubuh lalat ini berkisar 8 mm dengan sayap 7,3 mm yakni lebih besar dibandingkan dengan lalat rumah. Pada bagian abdomen terdapat tanda membentuk huruf T berwarna hitam dengan pola yang bervariasi untuk setiap spesies.
B. dorsalis merupakan serangga holometabola yaitu memiliki empat fase hidup di antaranya telur, larva, pupa, dan imago (lalat). Perkembangan lalat buah dari telur hingga menjadi imago membutuhkan waktu 16 hari pada musim panas. Dan jangka waktu hidup lalat buah dewasa berkisar 2-3 pekan.
Lalat buah menghasilkan telur berwarna putih dengan panjang 0,8–1,2 mm dan lebar 0,2 mm. Di lahan (kebun) lalat betina dapat menghasilkan sebanyak 1.200–1.500 telur semasa hidupnya. Kemudian telur akan menetas dalam kurun waktu 3 hari.
Telur yang menetas akan menghasilkan larva yang terdiri atas tiga instar. Instar 1 memiliki panjang tubuh 1–4 mm, instar 2 berkisar 4–7 mm, dan instar 3 panjangnya 7–9 mm. Selanjutnya 5–9 hari kemudian, larva akan mengerutkan badannya dan membentuk pupa.
Pupa lalat buah berukuran 4,8 mm kira-kira 60–80% dari panjang larva. Pupa berwarna kuning kecokelatan. Kemudian setelah 8–12 hari lalat buah akan muncul keluar dari pupa. Selanjutnya lalat akan bereproduksi mengulangi siklus yang sama.
Serangan Lalat Buah Bactrocera dorsalis
Lalat buah oriental B. dorsalis merupakan spesies kompleks bersifat polifagus, menyerang lebih dari 20 jenis buah-buahan termasuk belimbing, jeruk, mangga, pepaya, pisang, cabai, dan kopi. Lalat ini tersebar di seluruh Indonesia kecuali Papua.
Lalat buah betina akan menyelipkan telur-telurnya di bawah kulit buah kemudian larva akan hidup di dalamnya sampai instar akhir. Lalu mengeluarkan diri dari buah, jatuh dan masuk ke dalam tanah untuk membentuk pupa. Selanjutnya di dalam tanah pupa mematangkan diri memasuki fase reproduksi.
Kerusakan yang muncul pada buah diakibatkan tusukan-tusukan dan perkembangan larva di dalamnya. Kemudian lubang yang terbentuk juga menjadi jalan masuk bakteri dan fungi. Dari luar buah yang terserang akan terlihat muncul bintik hitam selanjutnya berubah menjadi kuning atau cokelat dengan tekstur lunak. Bercak lalu meluas hingga seluruh bagian buah menjadi busuk tanpa ada bagian yang dapat dimanfaatkan.
Pada tingkat serangan parah, buah menjadi rusak sebelum mencapai kematangan yang diinginkan, sehingga kualitas maupun kuantitas produksi menurun. Kerugian atau kehilangan hasil yang disebabkan lalat buah cukup besar berkisar antara 30-100%, bergantung pada kondisi lingkungan dan kerentanan jenis buah yang diserang.
Pengendalian Lalat Buah
Untuk mencegah rusaknya buah akibat serangan hama perlu dilakukan pengendalian hama. Beberapa teknik pengendalian dapat diaplikasikan baik secara fisik, biologis, dan kimiawi. Dan pengendalian hama juga perlu dilakukan secara terpadu agar hasil panen terjaga secara berkelanjutan. Berikut tiga teknik umum yang biasa digunakan untuk mengendalikan hama lalat.
Pembungkusan
Pembungkusan buah sudah umum diterapkan petani untuk mencegah lalat buah betina meletakkan telur pada buah yang masih muda hingga menjelang tua/masak. Bahan yang digunakan dapat berupa kertas koran bekas, plastik hitam, dan kain. Penggunaan kertas sebagai pembungkus sudah lama dilakukan petani di sebagian besar daerah tropis Asia.
Perangkap
Seperti perangkap umumnya, di dalam perangkap dimasukkan bahan yang dapat mengundang kedatangan lalat buah yaitu atraktan. Perangkap yang berisi atraktan dicampur dengan insektisida kemudian lalat buah akan masuk ke dalam perangkap dan akhirnya mati akibat pengaruh insektisida.
Pestisida
insektisida spinosad bisa digunakan untuk mengendalikan lalat buah dengan cara menyemprotkannya pada tanaman. Pestisida ini akan mengganggu sistem syaraf lalat buah kemudian lalat akan lumpuh dan mati. Insektisida lain yang dapat digunakan memiliki bahan aktif di antaranya alfa sipermetrin, betasiflutrin, profenofos, dan deltametrin.
Kerugian Akibat Serangan Lalat Buah
Berdasarkan hasil survei di beberapa daerah Bali dan Jawa Timur, intensitas serangan lalat buah pada mangga bervariasi antara 6,4-70%. Hasil pengamatan di Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan tingkat serangan lalat buah pada cabai berkisar antara 10-35% dari jumlah buah yang diamati. Sementara pada buah markisa, kehilangan hasil akibat serangan lalat buah mencapai 40%.
keberadaan lalat buah sudah meluas di wilayah Indonesia. Eksistensinya sangat merugikan petani. Stadium larva yang terjadi di dalam buah merusak kualitas dan menghilangkan nilai jual buah. Sehingga perlu dilakukan pengendalian agar hasil panen tidak menurun akibat serangan hama terutama lalat buah.
Nah, demikian ulasan terkait buah busuk sebelum dipetik akibat serangan lalat buah. Semoga bermanfaat ya!
Author: M. Fachry Nur Aiman
Referensi
Ekesi, S., Mohamed, S. A., & De Meyer, M. (Eds.). 2016. Fruit Fly Research and Development in Africa-Towards a Sustainable Management Strategy to Improve Horticulture. Springer.
Hasyim, Ahsol., Lukman, Liferdi., dan Setiawati, Wiwin. 2020. Teknologi Pengendalian Hama Lalat Buah. Jakarta: IAARD PRESS.
Jaffar, S., Rizvi, S. A. H., & Lu, Y. 2023. Understanding the Invasion, Ecological Adaptations, and Management Strategies of Bactrocera dorsalis in China: A Review. Horticulturae, 9(9): 1004.
Wei, D., Dou, W., Jiang, M., & Wang, J. 2017. Oriental fruit fly Bactrocera dorsalis (Hendel). Biological Invasions and Its Management in China: 1: 267-283.